Mengingatkan waktu Sholat
" Sesungguhya sholat itu dapat mencegah perbuatan keji dan munkar "
"
  Mohon maaf kepada 
para senior saya , 
Media ini bermaksud untuk
saling berbagi sesama, bukan bermaksud  untuk menggurui.  

rss

Selasa, 02 Agustus 2011

Kegagalan dalam pembuatan bibit induk F1 dan antisipasinya

Dalam rekayasa penurunan bibit PDA ke bibit induk F1 terkadang dijumpai kegagalan. Pada umumnya kegagalan yang adalah kontaminasi atau bibit PDA yang tidak mau menjalarkan miselium pada media F1. Beberapa analisa kegagalan tersebut yang paling sering adalah disebabkan oleh halhal sebagai berikut:

  • Kualitas jagung yang kurang baik. Sebaiknya selalu memilih jagung dengan kualitas baik dan dalam kondisi baru. Hindari memilih jagung yang sudah tertimbun lama dan sudah banyak kutu nya. Pilih jagung yang utuh, jangan yang banyak mengandung jagung pecah dan berlubang.
  • Kurangnya perendaman. Lama perendaman setelah proses pencucian sebaiknya minimal 2x24jam. Fungsi perendaman ini adalah untuk menambah kadar air pada media jagung. Jika jagung langsung dilakukan perebusan tanpa merendam terlebih dahulu, biasanya masih kurang mengandung kadar air. Kadar air yang kurang menyebabkan penjalaran miselium kurang sempurna dan menimbulkan kontaminasi pada akhirnya.
  • Terlalu lama dalam perebusan sehingga banyak jagung yang kondisinya pecah dan terbuka. Atau sebaliknya kurang lama merebus, sehingga masih terlalu keras.
  • Proses sterilisasi yang tidak tepat. Dalam hal ini, bisa jadi sterilisasi kurang, sehingga belum cukup mematikan bakteri yang ada, atau malah sterilisasi pada autoclav yang berlebihan yang menyebabkan jagung menjadi gosong sehingga struktur nutrisi pada jagung untuk penumbuhan miselium menjadi kurang baik.
  • Pada proses inokulasi jagung masih terlalu panas, sehingga bibit PDA yang terbuat dari bahan agar-agar meleleh dan merusak miselium PDA.
  • Bibit PDA yang mengandung kontaminan, sehingga menyebabkan kegagalan pada penurunan bibit F1. Untuk itu hendaknya selalu dipilih bibit PDA dengan kualitas terbaik.
  • Proses inokulasi yang kurang steril. Untuk itu selalu perhatikan tingkat kebersihan tempat, bahan, dan alat yang digunakan pada proses inokulasi bibit PDA ke media F1 untuk menjamin tingkat keberhasilannya.
  • Tempat penyimpanan / storage bibit F1 yang kurang memadai. Dalam menyimpan bibit induk F1 hendaknya pada tempat yang bersih dan steril pula. Jika terdapat kontaminasi pada satu atau beberapa botol bibit F1, segera pisahkan dan dibuang, karena jika dibiarkan, biasanya dapat menular ke botol bibit F1 lainnya.


Memahami perkembangan miselium bibit induk F1

Perkembangan miselium pada bibit induk F1 dimulai dari berkembangnya miselium pada inokulan bibit PDA pada media jagung, lalu jika media jagung yang dibuat sesuai dan pas pada kondisi untuk mengembangkan miselium dari bibit PDA tersebut, maka secara perlahan akan terjadi perambatan miselium hingga menyelimuti seluruh permukaan jagung pada botol F1. Proses perkembangan miselium pada bibit induk F1 ini perlu  diperhatikan agar kita dapat mengetahui durasi mulai awal pembentukan miselium hingga mencapai 100% pada bibit induk F1. Durasi ini nantinya penting dalam penyusunan jadual kerja manajemen pembibitan yang  terkait dengan jadual kerja pada budidaya jamur tiram putih. Secara detil, perkembangan miselium yang  normal pada bibit induk F1 dapat diperhatikan pada ilustrasi berikut ini:
  • Masa krusial atau masa terpenting pada perkembangan miselium dari bibit PDA adalah pada 3 hari pertama. Pada 24 jam setelah dilakukan proses inokulasi, biasanya pada agar-agar bibit PDA akan mulai terselimuti benang-benang hifa.
  • Selanjutnya pada hari ke-3 benang hifa tersebut akan merambatkan miselium pada media jagung pada bibit induk F1 yang ada.
  • Perkembangan miselium pada 5-7 hari pertama akan tampak seperti rambatan miselium yang telah mencapai sekitar 30% tersebut seperti tipis dan halus. Ini sebenarnya normal saja.
  • Setelah mencapai 10 hari, biasanya miselium telah merambat hingga 70%, di sini miselium yang terbentuk sudah mulai menebal.
  • Miselium akan mencapai kondisi 100% dalam waktu kurang lebih 15-20 hari tergantung ukuran dari jagung. Untuk jagung ukuran kecil, biasanya rambatan miselium lebih lambat daripada jagung berukuran besar.


semoga bermanfaat.
untuk lebih detailnya lihat di : jamursekolahdolan.